Apakah kamu tahu Sejarah Tas Bucket bisa populer seperti sekarang? Tas Bucket bukanlah sesuatu yang baru. Di pasar tas yang ramai, bentuk bucket tetap menjadi salah satu siluet tertua dalam mode. Menurut Sejarah, Tas bucket pertama kali dirilis adalah Louis Vuitton Noe! Dibuat pada tahun 1932, sebagian besar penggemar sudah mengetahui bahwa Noe adalah pesanan khusus untuk Gaston Louis Vuitton.
Awalnya dirancang untuk membawa 5 botol sampanye dengan kokoh. Dengan tatanan empat botol berdiri tegak dan yang kelima terbalik di tengah. Sementara itu, tas bergaya ember yang dapat dilipat juga digunakan oleh tentara pada Perang Dunia II untuk mengangkut air dan peralatan.
Chanel Bucket Bag
Namun, tas ember sebagai aksesori fesyen pertama kali dibuat oleh Hermes pada tahun 50-an, dengan cepat diikuti oleh “ember persegi” Chanel yang unik. Tetapi apakah siluet ember memiliki daya tahan untuk menjadi pakaian klasik? Nah, estetikanya sulit untuk disamakan. Tas bucket awalnya dibuat dalam kulit asli, seperti yang populer di tahun 80an dan 90an. Di sisi lain, warna hitam atau cokelat klasik tidak akan terlihat banyak dipakai dan tetap serbaguna.
Selain itu, model bucket yang mengalir memberikan kanvas yang luar biasa bagi merek untuk menampilkan kreativitas desain. Entah itu monogram seperti Noe, cetakan warna-warni seperti Ibiza Balloon Bag Loewe Paula, versi quilted Chanel yang dilengkapi dengan rantai sebagai pengganti tali, atau Gucci Equestrian ini nomor dengan aksesoris yang menempel di bagian bawahnya.
Namun, dari perspektif fungsional, pecinta tas agak terbagi dalam pendapat mereka tentang tas ember. Memiliki tas jinjing yang mudah dibawa-bawa, tetapi sebagian besar diamankan dengan tali, luas, sebagian besar dapat dibawa-bawa, dan tersedia dalam semua ukuran dari mikro hingga sangat besar.
Di sisi lain, ember juga bisa menjadi “lubang hitam”, yaitu ruang di mana semua barangmu hilang dan membuatmu sulit merogoh kunci setiap kali kamu memasukan tangan ke dalamnya. Faktanya, banyaknya pilihan yang tersedia saja menandakan popularitas tas ember yang abadi. Benar-benar ada satu untuk semua orang! Dan kembalinya tas bucket pada pertengahan 2010-an tidak menunjukkan tanda-tanda melambat hingga saat ini.
Hal ini juga menandakan hiruk-pikuk kreasi Daniel Lee di Bottega Veneta bahwa desain di mana kulit, dan tidak ada elemen berlebihan, dijadikan sebagai daya tarik utama pada suatu tas. Untungnya, saat ini kita berada di era dimana semuanya disambut baik. Para maksimalis memiliki penawaran sesuai dengan keinginan mereka, begitu juga para fashionista minimalis. Dan tas bucket, dengan kemampuannya untuk bertransisi dengan mulus di kedua sisi, menjadi teman yang sempurna bagi pecinta dompet modern.
Baca juga: https://lavergne.id/louis-vuitton-neo-noe/