Jika dilihat sepintas, maka tampilan tas Hermès Alligator dan Crocodile akan terlihat sangat identik. Pasalnya, masing-masing tas memang didesain secara khusus dari kulit reptil raksasa karnivora dengan siluet sisik yang memukau.
Poin utama inilah yang menjadikan setiap tas kulit eksotis Hermès tampak istimewa. Usut punya usut, kulit adalah salah satu bahan dasar tas paling banyak digunakan untuk memproduksi tas tangan paling didambakan di pasar global.
Namun, tentu saja ada karakteristik tersendiri yang menekankan identifikasi perbedaan antara tas Hermès Alligator dan Crocodile. Meskipun hal ini tergolong mudah bagi kolektor yang berpengetahuan, namun beberapa dari Lavladies mungkin masih sering bingung kan? Untuk itu, simak informasi dan penjelasan lengkapnya di bawah ini ya!
Persamaan Tas Hermès Alligator dan Crocodile
Dari segi namanya, buaya dan aligator saja sudah terdengar identik kan, Lavladies? Hal ini dikarenakan keduanya tergolong sebagai reptil air besar dengan kulit bersisik yang terkenal akan kekuatannya di alam bebas.
Jika menganalisis persamaan antara dua seri tas Hermès ini, hal itu adalah ketahan sisik di permukaannya. Kalau Lavladies adalah pecinta tas kulit, maka kamu pasti tahu hanya dengan menyentuh permukaan tasnya saja, deh.
Tahukah kamu bahwa sebenarnya pola sisik setiap hewan bisa dikatakan sebagai sidik jari “ikonis” mereka? Itulah mengapa banyak kolektor mampu mengidentifikasi setiap jenis dan seri tas kulit hanya dari pola sisiknya saja. Hebat kan, Lavladies!
Sifat dan Penempatan Luka Pusar (Umbilical Scar)
Lavladies pasti sudah tau kan bahwa semua jenis tas tangan kulit merek mewah seperti Hermès selalu didesain khusus dari kulit lembut bagian perut? Pasalnya, setiap hewan pada dasarnya memiliki luka pusar di tengah perut karena seringkali digunakan sebagai tempat tukik menyerap kantung kuning telur.
Nah, dalam hal ini, pusar umumnya memiliki sisik bekas luka yang lebih kecil dan berbeda dari kulit di sekitarnya. Selain itu, bekas luka pada aligator juga akan tampak lebih menonjol daripada buaya biasa. Para ahli menegaskan bahwa bentuk luka pada aligator kerap menyerupai pola jaring laba-laba.
Demi meningkatkan keotentikan dari setiap koleksi tas kulitnya, para ahli di Hermès selalu menempatkan bekas luka ini di tengah bagian depan tas mereka. Hal ini ditujukan sebagai bentuk pembuktian akan keaslian kulit dan teknik pembuatan setiap tas. Biasanya, semakin simetris pola sisiknya, maka tas tersebut akan semakin dicari.
Baca Juga: Warna Kulit Hermès untuk Fall/Winter 2022
Sumber Tas Kulit Buaya dan Aligator dari Hermès
Hermès mengeksplorasi kulit buaya dan aligator dari peternakan yang dioperasikan di Australia, Asia Tenggara, dan Texas, sesuai dengan CITES. CITES merupakan singkatan dari Convention on International Trade in Endangered Species atau Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam Punah.
Matte atau Lisse?
Seperti yang mungkin sudah Lavladis ketahui, Hermès selalu menggunakan kulit buaya dan aligator untuk membuat tas matte dan lissé (mengkilap). Namun, tidak semua warna tersedia dalam matte dan glossy. Misalnya, Hermès braise dan emerald exotics yang hanya tersedia dalam seri lissé. Sedangkan beton dan gris perle hanya tersedia dalam matte. Jadi, pilihannya ada padamu ya, Lavladies!
Perbedaan Tas Hermès Alligator dan Crocodile
Aligator dan buaya adalah hewan yang berbeda. Meskipun terlihat mirip dan namanya terkadang sering digunakan untuk mendeskripsikan satu sama lain, mereka tetap berbeda ya! Sebelum menjadi tas Birkin Hermès, buaya-buaya ini bisa tumbuh hingga panjang 20 kaki karena hidup di air asin iklim tropis kawasan Indo-Pasifik. Sedangkan aligator bisa tumbuh hingga mencapai panjang 12 kaki di air tawar dan hanya bisa hidup di Amerika Serikat.
Perbedaan ukuran kedua hewan ini nantinya akan berkorelasi dengan ukuran tas kulit Hermès yang digunakan. Umumnya, kulit aligator digunakan untuk membuat tas Kelly 25cm dan 20cm dan Birkin 25. Sedangkan kulit buaya biasa diaplikasikan untuk tas yang lebih besar, seperti Birkin 40.
Kulit aligator Hermès berasal dari Alligator Mississippiensis yang hidup di sungai Mississippi. Kulit aligator umumnya memiliki sisik yang lebih kecil dan lebih simetris dengan permukaan lebih hasil ketimbang kulit buaya. Namun, diameter dan ukuran sisik aligator biasanya lebih besar di bagian tengah dan mengecil di bagian luar.
Tas Hermès umumnya dibuat dari satu spesies, yakni Niloticus dan Porosus. Kulit Buaya Niloticus, seperti namanya, bersumber dari sungai Nil. Buaya ini memiliki ukuran yang sedikit lebih besar dari Porosus dengan sisik yang lebih besar.
Sedangkan, Crocodile Porosus bersumber dari Asia atau Australia dan bisa diidentifikasi dari pori-pori kecil yang berbeda di dekat tepi setiap sisik.
Lavladies bisa melihat perbedaannya dari gambar di atas. Tas Niloticus (kiri) biasanya memiliki sisik yang lebih besar daripada tas Porosus (kanan). Karena alasan ini, porosus buaya Hermès dianggap sebagai spesies paling berharga dari semua kulit eksotis di merek ini.
Cara Membedakan Kedua Jenis Tas Kulit Hermès
Saat membedakan Tas Hermès Alligator dan Crocodile, Lavladies harus mempertimbangkan beberapa aspek penting mulai dari ukuran tas, dan kualitas sisiknya. Hermès Alligator biasanya digunakan untuk tas yang lebih kecil, meskipun belum tentu pasti.
Kalau Lavladies memiliki tas dengan ukuran sisik kecil yang dilengkapi dengan pori-pori, maka bisa jadi tas yang kamu miliki adalah Hermès Crocodile. Ciri lain yang dapat membedakan antara kedua jenis kulit ini adalah dengan melihat logo yang terpaut pada bagian depan tas.
Buaya Niloticus umumnya ditandai dengan “••” (dua titik) sedangkan Porosus bisa langsung dikenali melalui tanda “ˆ” (carat) yang tertera di dekat stempel logo Hermès.
Bagaimana nih, apakah Lavladies sudah tau perbedaan antara keduanya? Atau, kamu ingin menelusuri desain dan seri lain dari Hermès? Yuk segera intip koleksi tas Hermès yang disediakan oleh Lavergne disini!