Tatanan dunia saat ini sebagian besar telah berfungsi sebagai studi tentang keseragaman warna merek dan pentingnya kesetaraan. Tahukah kamu bahwa sebuah tema menarik telah berkembang di kalangan mode belakangan ini.
Kini, setiap merek telah mencoba yang terbaik untuk menonjol melalui segi manapun, bukan hanya melalui item yang mereka miliki. Apa hal pertama yang terlintas dalam pikiranmu ketika memikirkan Hermès? Valentino? Dior? Tiffany & Co?
Selain menawarkan calon pembeli gaya yang unik, setiap brand besar juga pasti menjual gaya hidup yang mendekati ideal. Nah, tahukah kamu bahwa salah satunya adalah dengan eksplorasi warna merek sebagai ikon pengenal.
Untuk melakukannya, mereka telah memilih warna merek yang mewakili merek itu sendiri. Ibarat membawa tas belanja Hermès oranye telah menjadi simbol pernyataan kepemilikan layaknya memiliki Kelly yang sebenarnya.
Warna Merek dengan Logo Tambahan
“Warna merek, ketika diklaim oleh perusahaan fesyen, dapat bertindak sebagai jenis singkatan visual untuk merek yang dapat dengan mudah terlihat dari kejauhan—atau di Instagram Story,” tulis Katie Deighton dari Wall Street Journal. “Mereka dapat melengkapi atau bahkan mengganti logo dan terbukti menjadi alat yang berguna saat mode bergerak lebih jauh secara online.”
Jadi, Valentino pink dan Tiffany blue telah menjadi bagian dari bahasa baku dalam percakapan mode. Tapi bagaimana setiap rona warna ini dipilih?
“Saya pikir perusahaan benar-benar ingin memilih sesuatu yang mewakili apa merek mereka dan siapa pelanggan mereka dan produk yang mereka jual,” kata Beth Martin, spesialis desain tampilan ritel yang telah bekerja dengan berbagai perusahaan mode mewah.
“Tiffany’s, misalnya, menjual permata halus yang indah ini, dan warna birunya benar-benar menunjukkan hal itu. Warna merah muda milenial Glossier menyoroti etos pelanggan dan apa yang mereka jual. Anda ingin memilih warna yang membuat Anda menonjol tetapi juga mewakili pelanggan Anda dan apa yang Anda jual.”
Perasaan yang dibangkitkan oleh warna harus sesuai dengan gaya hidup yang dimainkan oleh merek dan siapa target pelanggannya. Sepatu Louboutin, misalnya, yang tampak seksi, kuat, dan biasanya dikenakan oleh wanita yang tegas dan mapan. Karakteristik ini tentu saja mudah dikaitkan dengan warna merek merah yang ikonik dan penuh gairah.
Hijau Bottega Veneta, di sisi lain, pasti bisa mengingatkan pada tradisi dan keunggulan kerajinan sementara secara halus berkaitan dengan akar perusahaan Italia.
Tiffany & Co. oleh banyak orang dianggap sebagai pemasok praktik tersebut, dengan ikon birunya yang muncul di sampul salah satu katalog penjualan pertamanya untuk pertama kalinya pada tahun 1945. Perusahaan ini merek dagang naungannya pada tahun 1988, dan pada tahun 2001, Pantone, sistem warna standar yang telah mengenali banyak pilihan warna merek fesyen, mendefinisikannya sebagai rona khusus (1837 Biru) yang digunakan oleh merek secara eksklusif.
Didefinisikan Dengan Etos
Pendefinisian warna ternyata tampak sangat menarik. Pasalnya, banyak merek saat ini mengandalkan riset pasar dan studi untuk mendapatkan warna tertentu. Biasanya warna-warna merek ini merupakan sajian warna yang paling dikenal selama bertahun-tahun.
Hermès misalnya, yang menghadirkan tas berwarna orange jeruk dan berhasil menjadi warna merek legenda. Menurut Martin, rumah mode bersejarah itu awalnya menggunakan kotak berwarna krem yang mendadak langka saat Perang Dunia II. “Satu-satunya warna yang bisa mereka temukan adalah oranye sehingga mereka mulai menggunakannya dan warnanya menjadi ikonik ini,” jelas Martin.
Meskipun selalu penting ketika mendefinisikan etos perusahaan, memilih warna merek dalam lanskap mode yang ramai saat ini juga memiliki makna yang lebih besar. Pasalnya, industri kini telah berkembang hingga mencakup metaverse. Kini, pembahasan bisnis kini bukan lagi hanya tentang menarik pelanggan melalui tas belanja tetapi juga tentang dikenali secara online dan melalui mode komunikasi langsung.
Sebagai contoh Bottega Veneta yang baru-baru ini meluncurkan rilisan baru. Lalu warna logonya? Hanya sebuah kotak hijau sederhana. Di sisi lain, warna merah muda milenial Glossier telah menumbuhkan ratusan pemikiran. Bahkan, warna itu sendiri telah mendefinisikan lebih dari sekadar perusahaan kecantikan tetapi seluruh generasi pelanggan. Benar-benar luar biasa, bukan?
Baca Juga: Tiga Warna yang Dipastikan Hadir Pada Koleksi Musim Gugur 2022