Apakah kamu termasuk salah seorang yang shopaholic? Sebuah studi baru mengklaim bahwa belanja untuk barang-barang elektronik atau produk fashion akan memberikan kontribusi kebahagiaan pada seseorang. Selain itu, menghabiskan uang untuk pengalaman seperti bepergian ke luar negeri atau menikmati makan malam yang besar dengan orang yang dicintai juga dapat berkontribusi untuk memberikan perasaan bahagia secara intens pada seseorang.
Perasaan Bahagia Jika Berbelanja
Baca juga: Intip 5 Tas Terlaris dan Kamu Wajib Koleksi ini
Para peneliti mengatakan bahwa keputusanmu harus tergantung pada jenis sukacitamu akan keingin memiliki sesuatu. Studi tersebut dilakukan terhadap sejumlah orang dengan rentang waktu 15 hari terutama ketika mereka berbelanja untuk produk-bahan seperti alat elektronik dan produk fashion. Peneliti juga mempelajari kelompok lain yang menghabiskan uang mereka membeli perjalanan liburan.
Para peneliti menemukan bahwa ketika orang yang pernah melihat kembali setelah beberapa tahun, mereka cenderung merasa lebih bahagia untuk keputusan mereka pada uang yang dihabiskan untuk liburan atau pengalaman yang meninggalkan kenangan manis.
Jadi, jika kamu bertanya-tanya mengapa perasaan bahagia muncul ketika kamu membeli produk elektronik atau produk fashion terbaru, sekarang kamu tahu alasannya. Juga, ketika kamu benar-benar ingin merasa sangat bahagia, maka mungkin kamu perlu memilih untuk menghabiskan liburan santai dengan keluarga di tempat yang paling indah karena bisa meninggalkan kenangan manis dalam pikiranmu dan juga tentunya akan meninggalkan perasaan bahagia yang lebih lama.
Terapi Belanja
Disebut sebagai terapi belanja. Bukan rahasia lagi jika berbelanja selalu terasa menyenangkan. Selain mendapatkan barang yang bisa memperbaiki mood, kita juga bisa mendapatkan perasaan nyaman lewat menghadiahi diri dengan barang tersebut.
Seorang psikoterapis dan penulis buku 13 Things Mentally Strong People Don’t Do Amy Morin, LCSW menerangkan bahwa berbelanja menjadi suatu mekanisme bertahan terhadap suatu masalah atas berbagai alasan. “Kita membayangkan diri memakai baju baru atau menggunakan suatu barang baru. Saat membayangkan hal tersebut, kita memimpikan diri kita lebih bahagia,” ungkapnya dalam tulisannya.
Dorongan kebahagiaan tersebut mungkin juga berhubungan dengan kenyataan bahwa berbelanja memberikan kita kontrol. Perasaan bahwa kita dapat mengatur hidup dengan menentukan apa yang bisa menjadi bagian dari kehidupan kita dan yang tidak.
Saat situasi hidup tengah kacau, sering kita berpikir ‘apa yang bisa dilakukan?’ Jika berbelanja menjadi jawaban, artinya kita akan keluar dari masalah, memilih beberapa barang yang diinginkan, dan membawanya kembali ke kehidupan.
Ditambah lagi, berbelanja juga sering menjadi sebuah aktivitas sosial saat kita pergi berbelanja dengan sahabat atau pasangan, atau pergi berbelanja sebagai cara keluar dari rutinitas dan berinteraksi dengan orang lain. Benar bukan? Apakah kamu juga merasakan hal demikian?
Hal-hal semacam ini lah yang kemudian berbelanja menjadi semacam terapi. Dalam sebuah studi yang dirilis dalam jurnal Psychology and Marketing, terapi belanja bisa menjadi salah satu cara memperbaiki mood karena belanja menjadi semacam cara menghadiahi diri dengan sesuatu yang membuat kita senang, meskipun hanya sesaat. Walau dalam studi tersebut juga dijelaskan bahwa belanja dalam kondisi mood yang kurang baik terkadang malah menjerumuskan kita lebih dalam karena kita cenderung lebih impulsif dalam memilih segala sesuatunya.
Namun, dengan terapi belanja, setidaknya kamu bisa sekaligus memberikan reward terhadap diri sendiri akan suatu hal yang telah berhasil kamu raih. Tidak ada salahnya untuk menyenangkan diri sendiri. Artinya kamu akan terpacu untuk bekerja lebih keras ya fashion people! Yuk share artikel ini jika kamu merasa sangat related dengan dirimu!