Dunia mode berduka atas meninggalnya Virgil Abloh, desainer Amerika yang meninggal dunia pada akhir November di usia 41 tahun. Abloh tidak hanya meraih kesuksesan secara kreatif dan komersial. Tetapi ia juga pelopor perubahan dalam hal praktek artistik mendasar serta keragaman dan representasi. Artikel ini akan Mengenang Virgil Abloh secara padat dan jelas.
Dari hari-hari awal karirnya, Virgil Abloh memperjuangkan konsep baru “detasemen ironis”. Di mana desain baru dapat dibuat hanya dengan mengubah hanya 3 persen dari karya asli. Filosofi, yang dipopulerkan dalam seni visual oleh seniman Dada Marcel Duchamp, melihat evolusinya dalam beberapa karya Abloh yang paling dihormati.
Mengenang Virgil Abloh, Perancang Busana yang Mendefinisikan Era
Seorang insinyur sipil dan arsitek seiring berjalannya waktu, Virgil Abloh mengembangkan minat dalam mode sambil mengejar gelar master dalam arsitektur di Institut Teknologi Illinois. Kampus tersebut adalah sebuah bangunan yang dirancang oleh Rem Koolhaas, arsitek yang juga bekerja dengan orang Italia. Rumah mode Prada juga sedang dibangun pada saat itu. Hal itulah yang menyalakan percikan dalam diri mahasiswa pascasarjana yang dengan cepat berkobar menjadi nyala api. Memperkuat kreativitas Abloh dan akhirnya mengarah pada perpindahan karir yang mendefinisikan ulang ke Roma di mana pada tahun 2009 ia memulai magang di Fendi.
Meskipun Abloh menghabiskan sebagian besar waktunya di kantor pusat merek fashion untuk melakukan tugas-tugas biasa — fotokopi tanpa henti diselingi oleh kedai kopi. Namun dia tetap dapat mengerjakan ide-ide revolusioner seperti celana jogging kulit, sebuah konsep yang membuat Fendi tersinggung dan ditolak. Namun bertahun-tahun. kemudian menjadi tren streetwear yang eksplosif.
Ketekunannya dalam menghadapi kesulitan sangat menginspirasi dan menakjubkan, membantu membuka pintu bagi pikiran yang bersemangat dan kreatif dari semua latar belakang.
Dan meskipun perjuangan untuk kesetaraan, baik itu berbasis ras, gender, dan seksualitas, masih jauh dari kemenangan, Abloh memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi kesetaraan. Olivier Rousteing, tokoh terkemuka lain yang mengguncang mode Prancis, mengingat Abloh sebagai seorang pemimpi.
Dan sebuah mimpi adalah warisan Abloh. Sebuah mimpi tentang dunia di mana kemungkinan dan peluang berasal dari bakat dan ketekunan. Dan bukan dari atribut terdalam individu mana pun. Mengenang Virgil Abloh, maka Begitu banyak nilai positif dari mendiang yang akan diingat oleh masyarakat dunia.
Baca juga: