Lavladies, mungkin kamu bosan mendengar dampak pandemi kepada banyak bisnis dan lini-lini kehidupan lain. Namun, tentu tidak bosan dengan berita tentang Hermes. Nah, kali ini Tim Lavergne merangkum informasi mengenai Hermes saat pandemi.
Hermes Selama Pandemi
Hermes membuktikan dirinya sekali lagi lewat hasil akhir tahun 2020, meski pada pendapatan konsolidasi turun 6% (7% dengan nilai tukar saat ini). Namun, Hermes mampu mengalahkan ekspektasi finansial pada masa pandemi ini. Di paruh kedua tahun 2020, dengan banyaknya lockdown, mereka dapat menyetabilkan penjualan mereka hingga akhirnya pada kuartal keempat tahun 2020 yang bertepatan dengan musim liburan, Hermes berhasil meraih peningkatan sebanyak hampir 16% dari tahun 2019. Memang, pendapatan toko kuartal keempat naik 21%, meskipun terjadi penurunan 2% untuk tahun ini.
Kabarnya nilai pasar Hermes baru saja mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Harga saham Hermes menembus 80 miliar Euro (sekitar Rp 1.3 kuadriliun) setelah sahamnya naik sebesar lima persen. Kembali pada bulan April, rumah mode mewah asal Perancis ini merilis laporan keuangan kuarter pertama tahun 2020 yang menunjukkan bagaimana Hermes tetap tangguh meski melalui berbagai kemunduran yang disebabkan oleh pandemi covid-19.
Entah bagaimana, Hermes tetap membuat kemajuan besar dengan pendapatannya.

Menurut sumber, lonjakan pendapatan kali ini sama dengan apa yang terjadi dalam krisis keuangan pada tahun 2008 lalu, dimana harga pasar kelompok barang mewah memiliki korelasi terbalik dengan penurunan ekonomi. Penjualan LVMH naik 21,6 persen; Kering, 7,8 persen, dan Hermes memimpin dengan kenaikan 26 persen dari tahun 2006 hingga 2008.
Namun, apa yang menyebabkan kesuksesan Hermes di kondisi Pandemi yang sangat keras dan memberi efek pada setiap sendi kehidupan ini? Jelas, permintaan untuk Birkins dan Kelly dan sebagian besar barang Hermes yang tidak akan ada habisnya. Seperti diberitakan sebelumnya, permintaan untuk merek-merek mewah papan atas tetap bertahan selama pandemi. Apalagi dengan penerapan Physical Distancing, pelanggan membeli di rumah secara online. Taktik ini menguntungkan bagi brand ini yang memiliki keseimbangan antara toko ritel dan toko digital mereka.
Lebih khusus lagi, pemesanan yang luar biasa datang dari Asia, tidak termasuk Jepang di mana pemesanan berkurang pada paruh akhir tahun 2020. Wilayah Asia tercatat mengalami pertumbuhan 14% untuk tahun 2020 dan peningkatan sebesar 47% pada kuartal keempat. Jepang mengakhiri tahun 2020 dengan penurunan 4%, namun diketahui Jepang mengalami perbaikan pada paruh kedua tahun 2020. Untuk Amerika, turun 21% untuk tahun 2020, namun ada sedikit pertumbuhan di kuartal keempat. Eropa (tidak termasuk Prancis) dan Prancis terus mengalami penutupan toko dan penerapan Physical Distancing.
Leather Goods and Saddlery yang merupakan rumah bagi Birkin dan Kelly mengalami penurunan penjualan sebesar 5% untuk kuartal pertama tahun 2020, tetapi melanjutkan pertumbuhan di paruh kedua tahun 2020 dengan lonjakan 18% di kuartal keempat. Permintaan akan tas tangan terus berdatangan dari para peminat tas tangan dari seluruh dunia.
Sebagai tambahan informasi yang menarik, baru-baru ini, untuk Hari Valentine, aktor Michael B. Jordan, menghadiahkan saham Hermes kepada pacarnya Lori Harvey (putri pembawa acara bincang-bincang Steve Harvey). Bijaksana untuk memajukan pertumbuhan finansial, tentu. Tapi kita juga jadi bertanya-tanya apakah lebih mudah membeli saham Hermes daripada mengamankan Birkin?
Analis berspekulasi, bahwa tas Birkin yang khas dianggap sebagai investasi yang lebih baik daripada emas. Hal ini diyakini menjadi salah satu faktor utama yang berkontribusi terhadap ketahanan Hermes meski di tengah pandemi, meskipun hal ini akan meningkatkan konsekuensi dari strategi bisnis yang tidak seimbang yang berasal dari ketergantungan yang berlebihan pada saluran produk tunggal.

Analis memonitor pendapatan dengan cermat sampai perusahaan bergerak ke kuartal berikutnya.
Kesuksesan dan stabilitas Hermes berbanding terbalik dengan merek mewah lainnya. Perusahaan induk Gucci, Kering, mengumumkan penurunan laba setahun penuh dan kuartal keempat 2020 berada di titik prediksi, namun tidak menutup kemungkinan penurunan ini membuat Gucci sedikit gusar. LVMH Louis Vuitton, induk perusahaan Louis Vuitton, mengalami penurunan pendapatan organik sebesar 16% pada tahun 2020 dibandingkan tahun 2019. Namun, mereka juga melaporkan penjualan dua digit untuk Fashion dan Barang Kulit pada kuartal ketiga dan keempat. Menyadari bahwa LVMH memiliki banyak merek dan kategori produk yang beragam, perbandingan ini tidak lengkap, tetapi cukup untuk mengatakan bahwa LVMH lebih baik daripada Kering, dan Hermes melebihi keduanya.
Apakah kesuksesan Hermes di tengah situasi sulit ini mengejutkan kamu?