Pendukung Hanfu menggelar aksi protes di luar toko Dior karena merasa keberatan dengan desain rok terbaru milik Dior. Pendukung Hanfu yang sebagian besar merupakan masyarakat China ini menuding Dior telah menjiplak rok tradisional mereka.
Selain aksi protes yang digelar langsung di depan butik Dior, masyarakat China juga ramai membicarakan hal ini di media sosial. Mengutip CNN pada Sabtu (30/7), pendukung Hanfu menegaskan bahwa rok rilisan Dior ini merupakan salah satu peninggalan leluhur yang bersejarah.
Rok yang dijual seharga US$3.800 itu dipercaya meniru salah satu pakaian tradisional China yang biasa disebut dengan ‘mamianqun’ yang artinya rok wajah kuda.
Pendukung Hanfu Gelar Aksi Protes di Butik Dior
Usut punya usut, kontroversi panas ini telah dimulai sejak awal Juli 2022, ketika seorang netizen dan beberapa media China merasa geram dengan Dior. Mereka menganggap pihak Dior sama sekali tidak menunjukkan niat untuk memberikan keterangan terkait masalah ini. Pihak Dior bahkan tidak pernah mengatakan bahwa desain rok terbaru mereka terinspirasi dari pakaian adat China.
Akhirnya, kemarahan Pendukung Hanfu pun memanas dengan dimulainya aksi protes ke jalan-jalan di Paris. Mereka bahkan memutuskan untuk melakukan protes secara langsung dengan berdiri di depan salah satu butik Dior di Avenue des Champs-Élysées.
Menurut foto dan video yang beredar di media sosial, setidaknya terdapat lebih dari 50 mahasiswa yang ikut turun dalam aksi protes ini. Para pendukung Hanfu tersebut terlihat mengenakan pakaian khas China dengan memegang papan bertuliskan protes.

“Dior hentikan perampasan budaya”, “Ini adalah pakaian tradisional China”’ begitu tulisnya. Mereka juga turut menggambar sebuah simbol China yang merujuk pada pelanggaran hak asasi manusia guna mengancam Dior.
Tak berhenti disitu, Global Times menegaskan bahwa aksi protes ini ternyata turut diselenggarakan oleh banyak demonstran dari berbagai daerah seperti Spanyol dan Italia.
Menurut beberapa media China, aksi protes ini sempat berlangsung sekitar 10 menit sebelum akhirnya diberhentikan oleh pihak polisi setempat. Bahkan, kegiatan protes ini tampaknya telah disiarkan secara langsung melalui aplikasi Weibo dan WeChat lho, Lavladies.
Hal itu menyebabkan tagar “Mahasiswa China Lakukan Protes Terhadap Dior yang Merampas Budaya” telah menerima lebih dari 51,1 juta klik di Weibo. Sungguh angka yang fantastis, bukan?
Usut punya usut, koleksi rok terbaru dari Dior ini mulai diperlihatkan pada jumpa pers mode di bulan Desember. Setelahnya, koleksi inipun dipamerkan di landasan pacu Seoul pada bulan April.
Sementara itu, desain rok terbaru Dior ini sendiri memang sekilas terlihat mirip dengan pakaian tradisional China. Masyarakat percaya bahwa desain bagian sisi rok yang berlipat serta bukaan depan dan belakangnya semakin membuat rok ini menyerupai ‘mamianqun’.
Namun, Maria Grazia Chiuri, salah satu direktur artistik koleksi wanita di Dior, menegaskan bahwa koleksi tersebut sebenarnya didesain untuk menghormati Catherine, saudara perempuan Christian Dior. Pihaknya juga menyampaikan bahwa desain rok yang diduga hasil plagiat tersebut ternyata terinspirasi dari seragam sekolah Catherine.